Overseasidol.com — Delapan bulan telah berlalu sejak kepergian musisi Hong Kong–Amerika, Khalil Fong, yang meninggal dunia pada 21 Februari di usia 41 tahun.
Para penggemar masih merasakan duka mendalam dan mengenang karya-karyanya.
Pada Selasa lalu, label Fu Music bersama pihak pengelola warisan resmi merilis pernyataan untuk melindungi peninggalan seni sang musisi di tengah maraknya teknologi kecerdasan buatan.
Dalam pernyataan itu ditegaskan bahwa semua hak karya Khalil Fong sepenuhnya dilindungi.
Setiap penggunaan karyanya tanpa izin untuk pelatihan AI atau pengembangan terkait dinyatakan dilarang keras.
Larangan tersebut mencakup rekaman, lirik, komposisi, konten audiovisual, serta nama, citra, tulisan, data, hingga metadata miliknya.
Segala bentuk penyalinan, machine learning, web scraping, maupun pemanfaatan data untuk melatih sistem AI tidak diperbolehkan.
Pihak manajemen mengutip arahan Uni Eropa serta Undang-Undang Hak Cipta Hong Kong sebagai dasar hukum.
Mereka menegaskan bahwa aturan ini berlaku untuk semua karya, baik yang sudah ada maupun yang akan datang, termasuk karya yang telah dipublikasikan sebelumnya.
Jika ada pihak ketiga yang ingin memakai karya Khalil Fong untuk tujuan AI, mereka wajib mengajukan izin resmi melalui email.
Pihak manajemen berhak penuh menentukan persetujuan serta syarat yang berlaku.
Langkah ini dipandang sebagai upaya penting untuk menjaga hak kekayaan intelektual sekaligus menghormati dedikasi seni mendiang di tengah perkembangan AI.
Semasa hidupnya, Khalil Fong pernah mengaku bahwa meski sakit, ide musik terus berputar di kepalanya.
Ia berharap orang dapat tetap menerima suara aslinya. Pengelola warisan menegaskan komitmennya untuk melestarikan kemurnian karya Khalil Fong bagi generasi mendatang.
