C-Drama

Film “Dead To Rights” Suguhkan Sejarah Kekejaman Jepang di Tiongkok

475
×

Film “Dead To Rights” Suguhkan Sejarah Kekejaman Jepang di Tiongkok

Sebarkan artikel ini
Film Dead To Rights Suguhkan Sejarah Kekejaman Jepang di Tiongkok
Photo via Weibo.

Overseasidol.com — Film terbaru “Dead To Rights” tengah menjadi sorotan publik dengan jumlah penayangan yang tinggi sejak rilis 25 Juli.

Film ini menggunakan sebuah studio foto di Nanjing sebagai sudut pandang untuk merekam tragedi Pembantaian Nanking oleh tentara Jepang.

Melalui bahasa sinematik, film ini memperlihatkan kesadaran dan keberanian rakyat biasa di tengah bencana perang.

Kisah ini menyoroti bagaimana foto-foto yang melewati kobaran perang menjadi saksi sejarah.

Mereka bukan sekadar gambar, melainkan bukti nyata dari kekejaman Jepang di Tiongkok

Film ini juga menampilkan sosok-sosok rakyat kecil yang berani bangkit, menjadikan catatan sejarah yang tadinya hanya ada di buku, kini terasa hidup dan menyentuh.

Liu Haoran, Eric Wang, Gao Ye dan Lawrence Wang, Zhou You, dan Yang Enyou menjadi line up pemain dari film ini.

Karya ini juga mengangkat kisah nyata dari Luo Jin, seorang remaja 15 tahun yang bekerja sebagai murid di Huadong Photo Studio pada tahun 1938.

Ia mempertaruhkan nyawa untuk diam-diam mencuci dan menyimpan foto-foto kekejaman Jepang.

Kemudian, foto itu diteruskan oleh pemuda patriotik Wu Xuan, yang akhirnya digunakan sebagai bukti utama dalam pengadilan pascaperang.

Dalam cerita film, sekelompok warga Nanjing bersembunyi di Jixiang Photo Studio demi bertahan hidup.

Mereka dipaksa membantu tentara Jepang mencuci film, tetapi tanpa sengaja menemukan foto-foto kejahatan perang.

Dari awalnya hanya ingin selamat, mereka kemudian memutuskan untuk menjaga bukti berharga tersebut agar dunia tahu kebenaran.

Film “Dead To Rights” bukan sekadar hiburan, tetapi juga jembatan sejarah yang menghubungkan generasi muda dengan masa lalu.