Overseasidol.com — Baru-baru ini, seorang pemeran figuran yang diduga terlibat dalam produksi drama “Speed and Love” membagikan pengalamannya melalui media sosial.
Dalam unggahannya, ia mengkritik perlakuan tidak adil yang diterimanya di lokasi syuting, sembari melampirkan tangkapan layar percakapan grup.
Figuran tersebut menyoroti bagaimana dirinya merasa diperlakukan tidak manusiawi selama proses produksi.
Dalam unggahan tersebut, figuran ini mengungkapkan bahwa ia harus menghadiri lokasi syuting di pagi hari dengan pakaian yang sangat tipis, sesuai arahan kostum dari tim produksi padahal, suhu saat itu sangat rendah.
Ia bahkan meminta izin untuk mengambil pakaian tambahan atau penghangat, namun ditolak oleh staf dengan alasan yang tidak memadai.
Kondisi tersebut membuatnya merasa tidak nyaman, terutama karena ia sedang dalam kondisi fisik yang kurang prima.
Di lokasi, para figuran lainnya juga harus berhadapan dengan ruangan yang tidak dilengkapi penghangat memadai, serta udara yang dipenuhi asap buatan untuk efek syuting.
Figuran ini menyebut bahwa kru utama, yang mengenakan pakaian tebal, tampak tidak memberikan perhatian terhadap kondisi para figuran yang mengenakan kostum minim.
Ia mempertanyakan mengapa keselamatan dan kenyamanan para figuran seolah diabaikan, padahal mereka juga bagian dari produksi.
Selain itu, ia menyuarakan kritik terhadap cara kru produksi menangani keluhan figuran.
Dalam tanggapannya, figuran ini menegaskan bahwa mereka adalah pekerja yang memiliki hak untuk diperlakukan secara manusiawi, tanpa dibeda-bedakan berdasarkan posisi dalam hierarki produksi.
Ia juga menggarisbawahi bahwa hak-hak dasar seperti permintaan akan keamanan dan kenyamanan tidak seharusnya diabaikan.
Drama yang dibintangi oleh aktris populer Esther Yu ini sebelumnya sempat menjadi sorotan publik karena beberapa kontroversi, termasuk rumor pergantian sutradara, konflik internal kru, dan isu intimidasi di lokasi syuting.
Meskipun pihak produksi telah merilis pernyataan resmi untuk membantah berbagai tuduhan tersebut, insiden ini kembali memicu perdebatan publik tentang etika kerja di industri hiburan.
