C-DramaSkandal & Kontroversi

Video Ciuman ‘My Queen, My Rules’ Bocor, Budaya Leak Marketing di Industri Drama Jadi Sorotan

170
×

Video Ciuman ‘My Queen, My Rules’ Bocor, Budaya Leak Marketing di Industri Drama Jadi Sorotan

Sebarkan artikel ini
Video Ciuman 'My Queen, My Rules' Bocor
Photo via Weibo.

Overseasidol.com — Baru-baru ini, drama romansa modern “My Queen, My Rules kembali menjadi sorotan setelah video bocoran yang menampilkan adegan ciuman mesra antara pemeran utama, Shen Yujie dan Ao Ruipeng, beredar luas di media sosial.

Tak lama kemudian, tagar seperti “Shen Yujie mencium Ao Ruipeng lalu dicekik balik” hingga “Adegan ciuman Bu Er Zhi Chen bikin aku ikut malu” langsung naik ke jajaran trending.

Scroll untuk Melanjutkan Membaca
v

Fenomena bocoran syuting seperti ini sebenarnya bukan hal baru, terutama untuk drama yang melibatkan aktor berpopularitas tinggi.

Secara umum, bocoran syuting biasanya muncul dari tiga sumber. Pertama adalah industri ‘paparazzi freelance’ yang kian berkembang.

Mereka diam-diam merekam proses syuting lalu menjual foto atau video kepada penggemar maupun akun gosip demi keuntungan.

Karena metode yang digunakan sering tanpa batas, tindakan mereka kerap ditentang pihak produksi meski tetap sulit dicegah.

Kedua, penggemar fanbase atau ‘site master’ yang mengikuti aktor tertentu untuk mendukung idola mereka.

Berbeda dengan paparazzi freelance, sebagian besar site master bekerja lebih teratur, mengikuti instruksi dari kru dan menghindari pembocoran adegan penting. Karena itulah hubungan mereka dengan kru syuting biasanya lebih harmonis.

Ketiga, tak jarang pihak resmi juga sengaja merilis bocoran terkontrol sebagai bagian strategi marketing.

Video Ciuman 'My Queen, My Rules' Bocor, Budaya Leak Marketing di Industri Drama Jadi Sorotan
Photo via Weibo.

Di era persaingan ketat memperebutkan perhatian publik, beberapa produksi memilih “membiarkan” fanbase membagikan foto syuting atau bahkan bekerja sama dengan akun marketing untuk memanaskan topik sebelum penayangan resmi.

Namun, bocornya adegan inti seperti adegan ciuman yang baru-baru ini viral hampir bisa dipastikan bukan keinginan resmi dari tim produksi.

Justru, kebocoran tersebut berpotensi menciptakan masalah. Adegan penting yang beredar terlalu cepat dapat mengurangi kejutan dalam alur cerita, merusak pengalaman menonton, dan mengganggu strategi promosi yang telah disusun.

Paparan yang terlalu dini juga bisa menurunkan antusiasme penonton karena “feel baru” dari drama sudah tersampaikan lewat bocoran.

Tidak jarang, penonton malah merasa terganggu dan menilai drama terlalu mengandalkan sensasi sebelum rilis.

Di sisi lain, dari perspektif industri, perhatian besar dari publik tentu membantu dalam hal pemasaran dan menarik minat brand untuk bekerja sama dalam bentuk iklan atau investasi.

Selain nilai marketing, bocoran syuting sering kali secara tidak langsung memberikan informasi awal mengenai kualitas akting, kostum, hingga gaya visual drama.

Tim produksi dapat memantau respons publik dari bocoran tersebut dan menyesuaikan detail jika diperlukan.

Namun hal ini juga mengandung risiko, sebab tidak semua pendapat penggemar dapat diakomodasi.

Ketika ekspektasi tidak terpenuhi, bisa terjadi protes massal atau kontroversi yang justru membebani nama baik produksi.

Lebih jauh lagi, apabila bocoran justru kurang menarik atau tampak berkualitas rendah, ekspektasi penonton terhadap drama bisa merosot bahkan sebelum tayang.

Sementara itu, kasus “bocoran menipu”—di mana hasil akhir drama tidak secantik bocoran membuat penonton semakin skeptis.