scroll ke bawah

Zhao Yue SNH48: Ayah Saya Dokter di Wuhan dan Jadi Garis Depan Penanganan Epidemi Coronavirus

334
×

Zhao Yue SNH48: Ayah Saya Dokter di Wuhan dan Jadi Garis Depan Penanganan Epidemi Coronavirus

Sebarkan artikel ini
PicsArt 02 11 09.04.57

foto: Netease Ent.

Overseas48.com – Anggota grup idola SNH48, Zhao Yue diwawancarai oleh media Netease tentang ayahnya yang kini tengah menjadi dokter garis terdepan epidemi Wuhan Coronavirus.

“Ayah saya adalah seorang dokter. Malam itu, ia dipindahkan ke garis depan, ia membawa pena yang saya berikan sebelumnya dan mengatakan bahwa ini adalah keberuntungan dari putrinya.”, jelas gadis anggota Team NII.

Zhao Yue merupakan kelahiran Hubei, Wuhan dan pindah ke Shanghai untuk menjadi anggota SNH48. Seluruh keluarganya berada di Wuhan, daerah terjadinya epidemi Coronavirus atau Wuhan Pneumonia.

“Keluarga kami tahu bahwa virus baru muncul di Wuhan pada awal Desember lalu. Tetapi saat itu tidak banyak perhatian, dan semua orang tidak terlalu memperhatikannya. Dalam lingkaran pertemanan, teman-teman di Wuhan menjalani kehidupan normal, damai.”, cerita Zhao Yue tentang kronologi epidemi ini.

“Hingga pertengahan Januari tahun ini, tiba-tiba keadaan menjadi tidak biasa. Saya awalnya berencana untuk kembali ke Wuhan pada 20 Januari, tetapi ayah saya tiba-tiba mengatakan bahwa semakin banyak pasien muncul di rumah sakit, dan bahkan beberapa pasien tidak lagi memiliki bangsal untuk tinggal”, lanjut Zhao Yue.

Hal ini menjadi alasan ZhaonYue untuk tidak kembali ke kampung halamannya di Wuhan dan beralih terbang ke rumah neneknya di Hainan untuk merayakan liburan dan Tahun Baru Imlek.

“Pada waktu itu, kota belum ditutup. Saya berkomunikasi dengan ibu saya dan memintanya untuk datang ke Hainan untuk menemani saya, tetapi dia menolak.”, ujar Zhao Yue saat di Hainan bersama neneknya saat itu

Ibu ZhaonYue menolak karena situasi epidemi tidak begitu jelas sekarang, warga di Wuhan harus bertanggung jawab kepada orang-orang di sekitarnya dan beberapa orang asing yang ditemui di jalan.

Jadi pada akhirnya ibunya memilih untuk tinggal di Wuhan. Dua atau tiga hari setelahnya pemerintah mengumumkan bawha Wuhan ditutup.

Pada Malam Tahun Baru Zhao Yue bercerita bahwa ia bersama nenek dan orang tuanya membuat pertemuan dalam video call saja. Semua orang mengobrol dan saling meyakinkan satu sama lain.

“Saya selalu ingat berkat yang diberikan ayah saya kepada saya, katanya jangan biarkan saya khawatir tentang dia, semoga saya bisa bahagia di masa depan. Selama aku bisa bahagia, dia akan bahagia setiap harinya”, ungkap Zhao Yue tentang figur ayahnya.

“Beberapa hari setelah Malam Tahun Baru, ayah saya dipindahkan ke salah satu rumah sakit yang ditunjuk di Wuhan untuk menerima orang dengan infeksi Coronavirus baru. Ya, itu adalah garis depan medan perang yang tanpa asap.”, pungkas gadis sub unit 7SENSES ini.

Malam saat ayahnya dipindahkan, Zhao Yue mendapat kiriman foto dari ayah yanh diambil dengan tim dokter di pintu masuk rumah sakit.

Ayahnya mengatakan dirinya telah mengambil pena yang diberikan Zhao Yue. Ayahnya menganggap pena itu merupakan keberuntungan yang diberikan putrinya, dan dengan itu, dia tidak mudah terinfeksi.

“Ayah saya sekarang jarang mengatakan apa yang sedang terjadi dalam pekerjaannya, dan dia takut kita akan khawatir, dia hanya akan mengambil gambar dan memeriksa setiap hari dalam grup keluarga untuk melaporkan keselamatannya.”, ujar Zhao Yue yang cemas tentang ayahnya.

“Ayah saya mengatakan bahwa beberapa rekannya terpaksa diisolasi untuk perawatan karena mereka terinfeksi virus, beberapa dokter pada awalnya merasa stres dan lelah karena pekerjaan yang terus menerus, dan suasana hati mereka runtuh”. Hal ini terjadi karena banyaknya pasien dan minimnya petugas medis beserta fasilitas medis.

“Pasien lebih stres dari pada dokter. Beberapa penduduk sipil terkadang lebih emosional, atau beberapa orang hanya masuk angin, tetapi pikiran mereka akan down lebih dulu. Saya benar-benar berharap pasien lebih memperhatikan dokter di garis depan, jika mereka dapat membantu, mereka pasti akan membantu”.

Zhao Yue pernah bilang bahwa ia sering mengobrol dengan ibunya lewat ponsel. Saat ayahnya pulang sejenak ke rumah, ibu Zhao Yue akan menyuruh ayahnya untuk beeganti baju, sterilkan bada, dan mandi sebelum masuk rumah katanya.

Semua orang tahu bahwa mereka sedang mengalami beberapa hal sulit sekarang, tetapi agar tidak khawatir pihak lain, kita semua akan menghadapi tantangan dengan optimis.

“Suatu malam ayah saya memberi saya sebuah amplop merah besar, uang keberuntungan (angpao) saya, dan kemudian saya mengambil uang keberuntungan itu untuk disumbangkan ke penanganan epidemi”, kata ZhaonYue.

“Penggemar saya juga mengajukan diri untuk amal, dan saya ingin memberi tahu mereka bahwa kalian hebat. Aku tahu mereka juga mengkhawatirkan situasi ayahku, tetapi yakinlah. Ayah saya adalah seorang dokter yang matang, dia akan melindungi dirinya sendiri dan dia akan berusaha menyembuhkan orang lain”, ungkapnya.

Itulah cerita dari Zhao Yue atau Akira SNH48. Dibalik karir idolanya, ia dengan keluarganya menjadi garis depan memerangi epidemi Coronavirus. Mari kita doakan semua keselamatan saudara-saudari kita di Wuhan, Wuhan Jiayou!

Ikuti dan Baca Lebih Banyak Berita Kami di Google News