Overseasidol.com — Pada tanggal 6 Januari, Dekan Fakultas di Universitas Rangsit, Panthep, mengadakan konferensi pers untuk memberikan perkembangan terbaru terkait kasus tenggelamnya aktris Tangmo Nida.
Meskipun sebelumnya telah dilakukan berbagai simulasi untuk merekonstruksi kejadian malam tersebut, hasil pengujian belum sepenuhnya menjawab pertanyaan-pertanyaan penting.
Hal tersebut membuat banyak detail kasus yang masih penuh dengan misteri.
Untuk mengungkap kebenaran, Panthep dan timnya memutuskan untuk melakukan simulasi yang lebih ketat dengan menyesuaikan kondisi sebenarnya.
Mereka akan mereplikasi situasi berdasarkan tinggi badan, berat badan, dan pakaian yang dikenakan Tangmo pada malam kejadian.
Saat ini, tim membuka pendaftaran sukarelawan yang memenuhi kriteria fisik serupa dengan Tangmo dan salah satu saksi lainnya, Send.
Sukarelawan juga harus memiliki kemampuan berenang yang baik demi keselamatan selama simulasi.
Simulasi dijadwalkan pada 16 Januari dengan disaksikan oleh media.
Pengujian akan mencakup kecepatan perahu, kondisi pakaian, dan posisi Tangmo pada malam kejadian.
Salah satu fokus utama adalah menguji kemungkinan Tangmo melakukan tindakan buang air kecil di bagian belakang perahu dalam kondisi mengenakan gaun panjang dan pakaian ketat pada kecepatan tinggi.
Panthep menyatakan bahwa kombinasi pakaian dan kecepatan perahu membuat tindakan ini perlu penyelidikan lebih lanjut.
Selain itu, simulasi juga akan menguji kemungkinan Tangmo jatuh ke air dari sisi kiri belakang perahu dan apakah hal tersebut dapat menyebabkan luka akibat baling-baling perahu.
Walaupun hipotesis resmi menyebutkan luka tersebut disebabkan oleh baling-baling, Panthep menegaskan bahwa kondisi tubuh dan lokasi jatuhnya Tangmo masih menyisakan banyak pertanyaan yang harus dijawab melalui simulasi.
Data penggunaan ponsel Tangmo dan GPS juga menambah kompleksitas kasus ini.
Menurut investigasi, Tangmo diperkirakan jatuh ke air sekitar pukul 20:34.
Namun, sinyal ponselnya tidak aktif selama hampir tiga jam setelah itu, hingga akhirnya kembali aktif pada pukul 23:19 dengan lokasi yang terdeteksi berada di sebuah dermaga di Bangkok.
Anomali ini memunculkan spekulasi publik tentang apakah ponsel tersebut berada di tangan orang lain atau tidak ikut jatuh ke air bersama Tangmo.
Hal yang lebih mencurigakan adalah ketika perahu yang membawa Tangmo berlayar ke Sungai Chao Phraya untuk mencarinya, GPS menunjukkan bahwa ponsel Tangmo tetap berada di sekitar dermaga.
Apakah ini berarti ada pihak lain yang memegang ponsel tersebut? Atau ada sesuatu yang sengaja disembunyikan? Pertanyaan ini menjadi fokus utama dalam penyelidikan.
Panthep juga mengungkapkan bahwa jalur perjalanan perahu pada malam kejadian penuh dengan kejanggalan.
Pada pukul 01:58 dini hari, perahu meninggalkan dermaga dan melaju dengan kecepatan 11 hingga 36 knot ke arah utara Bangkok, sebelum berhenti di dekat sebuah apartemen tinggi selama sekitar 14 menit.
Berhentinya perahu ini, yang mungkin melibatkan seseorang yang misterius, masih menjadi tanda tanya besar.
Selain itu, perahu tersebut tidak melakukan pencarian mendalam di lokasi tempat jenazah Tangmo ditemukan, memunculkan keraguan tentang ketepatan penanganan kasus ini.
Simulasi yang direncanakan ini bertujuan untuk mengungkap kebenaran dan mengundang partisipasi publik.
Panthep menekankan bahwa ini bukan sekadar uji teknis, melainkan upaya publik untuk mengeksplorasi kebenaran dalam kasus yang menjadi perhatian sejarah ini.
Ia juga meminta media untuk terus membantu menyelidiki data ponsel Tangmo yang mencurigakan demi menemukan lebih banyak petunjuk.
Saat ini, Menteri Kehakiman Thailand telah menyerahkan kasus ini kepada Departemen Investigasi Khusus (DSI).
Perkembangan lebih lanjut masih akan ditunggu. Panthep menegaskan bahwa meskipun kasus ini penuh dengan misteri, timnya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengungkap fakta demi keadilan bagi Tangmo dan keluarganya.